Terapi Lintah

Minggu, 19 September 2010
Terapi alternatif dengan Lintah (Hirudo Medicinalis) telah digunakan sejak abad ke 18, namun sejak berkembangnya dunia medis kedokteran di abad 19, perlahan terapi lintah mulai dilupakan orang.

Dan kini pengobatan modern mulai melirik terapi pengobatan dengan mempergunakan lintah. Meski binatang penghisap darah ini sering dibenci orang, akan tetapi air liurnya sangat bermanfaat. Karena banyak terkandung antikoagulan (anti pembekuan darah). Juga zat-zat lain seperti : penisilin, anti radang dan anestesi/bius.

Terapi ini kembali digunakan pada awal 1990 dimana dalam sebuah riset medis dengan terapi lintah berhasil membuktikan bahwa terapi ini dapat menyembuhkan tumor tanpa kemoterapi dan pembedahan.

Riset yang dilakukan di Eropa juga membuktikan bahwa terapi lintah yang dilakukan dengan pengobatan medis (obat-obatan) atau Herbal dapat meningkatkan efektifitas obat.

Hingga saat ini tidak ditemukan adanya efek samping sebagai akibat terapi hirudo medicinalis.

Lintah adalah hewan dari kelompok filum Annelida subkelas Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya, Oligochaeta, mereka memiliki klitelum. Seperti cacing tanah, lintah juga merupakan hermaprodit. Lintah jenis Hirudo medicinalis yang berasal dari Eropa telah sejak lama dimanfaatkan untuk pengeluaran darah (plebotomi) secara medis.

Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, larva serangga, dll.

Terapi lintah dapat menstabilkan kadar hormon serotonin / melancarkan peredaran darah dan oksigen pada jaringan saraf halus di kepala. Termasuk menormalkan penyempitan atau pelebaran pembuluh darah di otak. Terbukti !!! Sudah banyak orang sembuh setelah memanfaatkan sedot lintah (Hirudo medicinalis). Sehingga terapi ini menjadi ‘trend’ serta naik daun.

Di berbagai rumah sakit dan tempat praktik dokter di Jerman banyak ditemukan terapi lintah untuk penyembuhan. Bahkan setiap tahun di sana sekitar 250.000 ekor lintah digunakan untuk mengatasi pendarahan. Selain itu lintah juga dimanfaatkan dalam operasi plastik.

Metode penyembuhan dengan lintah merupakan cara yang tersisa dari abad pertengahan yang lampau. Pada masa itu pasien yang mengalami masalah pada sendi lutut akan merasa lebih baik setelah menempelkan lintah pada lukanya selama beberapa minggu.

Hasil studi yang dilakukan para peneliti di Jerman menunjukkan bahwa lintah diakui bisa mengobati rasa sakit dan juga radang. Bahkan pasien yang menderita Osteatritis pun bisa menggunakan lintah untuk mengobatinya. Penelitian yang dipimpin Dr Gustav Dobos di klinik Essen-Mitte, Jerman melakukan percobaan terhadap 10 pasien dengan rata-rata usia 68 tahun. Kebanyakan pasiennya menderita sakit lutut selama enam tahun terus menerus.

Para dokter meletakkan empat ekor lintah di daerah lutut yang sakit dan dibiarkan selama 1 jam 20 menit. Rasa sakit diukur tiga hari sebelum perawatan dilakukan dan 28 hari setelah selesainya perawatan. Pengaruh dari perawatan ini bisa diketahui setelah 24 jam kemudian, tetapi bisa dipastikan hasilnya setelah empat minggu. Dalam laporannya, para pasien mengaku rasa sakit mereka berkurang akibat dari gigitan lintah tersebut. Dan hebatnya, tidak ada efek samping yang ditimbulkannya, misalnya infeksi atau apa pun.

Sementara pasien lain yang diberi perawatan secara konvensional (medis) tidak merasakan adanya perbedaan, merasa tidak berkurang rasa sakitnya. Menulis di jurnal Annals of the Rheumatic Diseases, Dobos menyatakan: “Kami nyatakan bahwa hasil dari penelitian ini sangat luar biasa. Perawatan dengan lintah menghilangkan rasa sakit secara signifikan setelah tiga hari dan meningkat empat minggu kemudian”.

Lintah pun digunakan sebagai salah satu penyembuh serba guna. Hewan ini bisa dimanfaatkan oleh penderita skizofrenia maupun depresi, juga untuk merangsang mata, mengempiskan lidah bengkak, dan meringankan sakit usus buntu serta pendarahan.

Lintah telah diakui sebagai penolong manusia. Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang berbentuk setengah gergaji, dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit, lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml s/d kuota yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat aktif yang sekurang - kurangnya berisi 15 unsur. Antara lain yaitu zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah dan mengandung penisilin.

Lintah mengeluarkan semacam liur (zat hirudin) yang bercampur dengan darah dan membawanya ke seluruh tubuh. Kemudian sirkulasi darah menjadi lancar. Sehingga tubuh terasa bugar.

Banyak juga ibu rumah tangga dan gadis remaja menggunakan sedot lintah untuk terapi kecantikan. Terutama untuk menyembuhkan jerawat, flek hitam, kerut wajah. Sehingga kulit wajah menjadi bersih dan tetap kencang.

"Darah Adalah Nyawa Kita" dan "90% Penyakit Kita Disebabkan Oleh Kelalinan Pada Darah"

Terapi Sedot Lintah / Leech Therapy Insya Allah Bisa Mengobati :

1. Diabetes mellitus kering / basah.
2. Kelenjar getah bening.
3. Tyroid.
4. Segala jenis Kanker dan Tumor.
5. Darah tinggi.
6. Migraine.
7. Sering pusing.
8. Kolesterol.
9. Asam urat.
10. Rheumatik.
11. Pengapuran.
12. Stroke.
13. Gangguan seksual.
14. Sakit pinggang.
15. Narkoba.
16. Gatal – gatal.
17. Alergi makanan.
18. Jerawat / Acne Vulgaris
19. Trauma / Terbentur Benda Tumpul
20. Cedera otot / Saraf terjepit.
21. Jantung Koroner.
22. Penyempitan pembuluh darah.
23. Penyumbatan darah di otak dan jantung.
24. Dll.

Terapi Lintah juga bagus untuk melancarkan / menghilangkan sumbatan dan gumpalan darah yang lama terkoagulasi membentuk plak di saluran arteri.

Mencairkan pembekuan darah di kepala / otak, saraf halus, saraf sensorik, saraf motorik, saraf telinga, dan retina mata.

Terapi ini bisa memperbaiki / menghidupkan pembuluh / jaringan saraf halus yang cedera / rusak / mati akibat penyakit / kecelakaan.
Melancarkan suplai oksigen dan nutrisi dalam darah. Akibat dari tidak lancarnya aliran darah dan oxsigen maka rasa sakit yang sering di rasa yaitu kesemutan, kaku, baal, panas, dingin, sampai mati rasa.


JUMLAH DARAH YANG DIHISAP LINTAH :

Periset di Amerika Serikat Michelsen menyebutkan bahwa jumlah darah yang dihisap oleh lintah hanya sekita 5 - 10 cc. Hal ini menghilangkan kekhawatiran mayoritas orang yang beranggapan bahwa mereka akan merasa lemas apabila terlalu banyak darah yang diambil oleh lintah. Dengan 5 - 10 cc darah yang dihisap oleh lintah dia bisa hidup sam
pai kurang lebih 6 bulan.
Pengobatan dengan Lintah jarang menimbulkan komplikasi, rasa gatal pada daerah sekitar gigitan dan luka pada kulit bukan masalah yang serius. Kaliman tersebut di atas merupakan awal sebuah artikel yang berjudul "Safety and Adverse Effects of Leech Therapy".

DIBIDANG KEDOKTERAN :
Di AS dan Inggris, zat hirudin diakui lebih aman dibanding obat pengencer darah buatan (kimia), karena efek sampingnya yang sangat minim.
Di Inggris, Lintah digunakan dalam rekontruksi payudara, bedah plastik karena tubuh pasien dalam keadaan lemah, sehingga terjadi urat darah lembut mengalami kebuntuan. Lintah digunakan hingga peredaran darah kembali lancar. Pasien di Inggris memilih lintah, jika mereka dihadapkan pada pilihan : Pembedahan ulang atau pemotongan organ tubuh karena mengalami kebuntuan. Dan dokter membutuhkan jasa lintah tanpa pasien ketahui, dengan menyembunyikan di bawah penutup.
Di klinik Virchow Berlin, lintah dipakai dalam pengoperasian pipi, jika seusai operasi pipi mengalami lebam, berwarna biru.
Pada abad ke 19, lintah pernah tergusur oleh eksistensi kelelawar dalam pengobatan modern.

0 komentar:

Posting Komentar